Kamis, 12 November 2009

aku tau Kau sayang padaku

aku ga nyangka kalo aku adalah salah satu orang yang kau beri tanda (feeling)yang luar biasa. entah ini rejeki atau cobaan. setiap aku mengurus DKP, selalu Kau permudah dari awal sampai akhir..

Jumat, 30 Oktober 2009

PEMAIN SITER YANG TERSISIHKAN



Anda pasti tau siter, ya, alat musik yang konon berasal dari negeri cina. tapi di blitar sewaktu aku masih kecil, aku pernah melihat 1 laki-laki memainkan siter dan 2 perempuan sebagai sindennya. mereka orang yang sudah tua yang mereka memainkan dengan berkeliling. setelah lulus kuliah, aku kembali ke kota dan aku masih melihat mereka walau sudah jarang. mereka masih bertiga dan terlihat lebih tua.
15 tahun sejak pertama kali aku bertemu, akhirnya aku bertemu lagi. tapi kini hanya dua. aku bertanya kemana ibu yang satunya? setiap kali ada kesempatan bertemu aku ingin mengetahui di mana beliau tinggal dan sejarah mereka. Tapi kesempatan itu berkali-kali hilang. Setiap aku mengikuti, aku selalu kehilangan jejak. Ternyata aku tahu mereka naik angkutan. Berarti rumahnya jauh dari Kota Blitar.
sampai akhirnya kesempatan bertemu itu datang lagi, kebetulan aku harus menjemput saudaraku di stasiun. Setelah tugasku selesai, aku kehilangan lagi di mana mereka...
setiap jalan aku susuri dengan terus berdoa "Ya Rabb jika memang ini rejeki kita, kumohon pertemukan kami". Di jalan yang tergolong ramai, aku melihat 2 orang tua duduk di pinggir jalan, di sebuah lapak yang masih tutup. Ya itu mereka sang pemain siter. Alhamdulillah, keadaan mendukung, aku langsung menghampiri mereka. Laki-laki pemain siter itu bernama Sanidi umurnya 85 tahun dan perempuan itu bernama Kasih 76 tahun. Sedangkan perempuan satunya sudah meninggal sekitar 3 bulan yang lalu pada usia 64 tahun. Walau mereka sudah lanjut usia tapi mereka tetap bersemangat untuk terus menggaungkan siter yang mulai punah. Dulu mereka sering pentas di daerah Turen, di gedung-gedung aula. Mereka bercerita dengan bangganya. Dari pembicaraan itu aku merasa bahwa pendengaran mereka sangat bagus hanya pengelihatan mereka yang sudah mulai berkurang bahkan pak Sanidi sudah lama tak bisa melihat. Mereka pernah berniat untuk melihat makam pak Bung Karno sekalian bermain siter, tapi salah satu petugas menyuruhnya supaya hanya lewat saja. Anak-anak muda di kampung beliau juga enggan memainkan siter karena menurut mereka, anak-anak muda itu hanya sekolah saja. tak banyak yang beliau harapkan selain terus memainkan siter, uang yang mereka peroleh dari hasil tangggapan bermain siter digunakan untuk tabungan hari kematiannya. Kelak jika mereka meninggal, mereka tidak merepotkan orang lain untuk membeli kain kafannya. Ke Kota Blitar pun tidak setiap hari mereka lakukan karena kondisi tubuh mereka, jika kondisinya menurut mereka baik, mereka akan pergi ke Blitar. Biasanya 3 hari sekali. Sungguh, mendengar beliau becerita, aku menahan tangisku. Beliau pasti tidak ingin dikasihani karena beliau bercerita sambil tersenyum. Perasaanku campur aduk, aku tak tahan lagi. Akhirnya aku berpamitan. ya Rabb, adakah yang akan memuliakannya..jagalah mereka. Semoga aku bisa menemukan rumahnya untuk paling tidak aku menjadi salah satu orang yang bisa beliau terima kedatanganku...

Jumat, 21 Agustus 2009


father hand


saat itu usianya 26 tahun. dia akhirnya menikahi seorang perempuan yang didambakannya. 1 tahun kemudian lahirlah seorang bayi laki-laki yang lucu, 2 tahun kemudian lahirlah seorang bayi perempuan yang manis dan 5 tahun kemudian lahirlah seorang bayi laki-laki yang imut. mereka tumbuh dengan hujan kasih sayang. tahun demi tahun, anak-anak itu tumbuh dewasa. sedangkan orang tua mereka juga bertambah usinya. ketika sang ayah berusia 51 tahun, tubuhnya mulai dihinggapi penyakit, tubuhnya makin kurus. operasi telah dijalankan namun takdir tak dapat di tolak, 3 tahun kemudian ketika usianya 54 tahun. sang ayah kembali kepada Nya. siapa yang menyangka ketika dia masih berusia 26 tahun, ketika dia sedang menempuh hidup baru dengan istri pilihannya, dan 25 tahun kemudian beliau meninggal.
lalu bagaimana dengan kita..... sudah siapkah kita bertemu denganNya. bagaimana kalo bukan 25 tahun tapi 10 tahun atau bahkan 1 detik.
Ya Rabb sampaikan salam sayang hamba pada ayah. tak kan pernah kulupakan genggaman terakhir saat itu, seperti masih kurasakan mulai dari hangat hingga dinginnya tangan ayah.

Selasa, 10 Maret 2009

TERSANJUNG...

minggu tanggal 08 Maret 2009 aku dan ibu sedang jalan-jalan di jogja. setelah menyiapka doku dan tak lupa membawa rukuh. pagi kita berangkat jam 08.00 kami jalan-jalan di UGM sampai jam 10.30. lalu kami melanjutkan perjalanan ke malioboro dan pasar bringharjo. rencananya sih sampai jam 13.00 saja. karena sholat dhuhurnya di kontrakannya adik aja. setelah keliling sana sini dan bingung karena buanyak sekali pengunjung (maklum hari libur dan besok ada acara sekaten), kami memutuskan untuk segera pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul 12.45. sambil berjalan menuju parkiran, kami melintasi kantor gubernuran. lalu aku mengajak ibu untuk mampir mumpung di jogja. trus ibu bilang emang boleh untuk umum. kayaknya boleh, tuh lihat ada orang yang mau keluar gerbang sambil bawa tas belanjaan kataku. apa di sana ada tembusannya ya pikirku. lalu ibu bilang atau kita harus lapor dulu ama satpam, tuh ada tulisannya "tamu harap lapor".

tak lama kemudian orang-orang yang membawa tas belanjaan keluar dari pagar dan disusul dengan seorang ibu dengan pakaian biasa yang sepertinya orang asli jogja bukan pengunjung. sementara itu aku dan ibu masih gontok-gontokan antara masuk ga ya...

eh tiba-tiba ibu yang terakhir tadi nyamperin kami dan bilang "mau sholat bu, di dalam ada mushola kok". subhanalloh kami langsung bengong ga percaya ada orang yang menawarkan seperti itu pada kami padahal kami ga menunjukkan kalau mencari mushola. dan sepertinya Alloh telah mengingatkan kami melalui orang tersebut. kami benar-benar tersanjung atas kejadian ini. Ya Alloh kami benar-benar tersanjung karena kami merasa menjadi salah satu makhlukMu yang kau beri petunjuk langsung. Alhamdulillah dan berikan rahmatMu pada ibu itu yang menjadi perantaraMu dalam mengingatkan kami.